Fathu Makkah : Sejarah Pembebasan di Mekkah

Fathu Makkah adalah peristiwa pembebasan kota Mekkah dari kezaliman kaum Quraisy yang terjadi pada bulan Ramadhan. Seperti apa peristiwa ini?

Fathu Makkah adalah sebuah peristiwa yang menjadi momentum pembebasan kota Mekkah dari kezaliman kaum Quraisy. Peristiwa Fathu Makkah terjadi pada bulan Ramadhan, di tahun 8 Hijriyah. Peristiwa ini menjadi titik sejarah perkembangan Islam di Kota Mekkah. Seperti apa sejarah peristiwa pembebasan Makkah ini? Simak ulasan lengkapnya di sini.

Penyebab Terjadi Fathu Makkah

Pada tahun 6 Hijriyah, Nabi Muhammad SAW menandatangani nota perjanjian Sulh Hudaibiyah. Nah, perjanjian inilah yang menjadi penyebab terjadinya Fathu Makkah.

Pelanggaran Perjanjian Hudaibiyah

terjadinya Fathu Makkah adalah pelanggaran sebuah perjanjian oleh Kaum Quraisy. Ya, Kaum Quraisy telah melanggar perjanjian Hudaibiyah.

Perjanjian Hudaibiyah merupakan sebuah kesepakatan perdamaian di antara Rasulullah SAW dengan kaum kafir Mekkah. Perjanjian tersebut berisi larangan perang di antara kedua belah pihak. Dalam perjanjian tersebut juga mengizinkan kepada siapa saja untuk mengikuti kubu Nabi Muhammad, atau kubu orang kafir.

Maka bani Khuza’ah bergabung dengan kubu Rasulullah SAW, sedangkan Bani Bakar memilih menjadi pengikut kaum Quraisy. Namun, kaum Quraisy melanggar perjanjian tersebut, dan diam-diam membantu Bani Bakar melawan Bani Khuza’ah. Kaum Quraisy membantu persenjataan dan taktik penyeranngan untuk menyerang Bani Khuza’ah.

Peristiwa terjadi ketika Bani Khuza’ah sedang berada di Al-Watir, sebuah pangkalan air. Bani Bakar menyerang Bani Khuza’ah. Tak tinggal diam, Bani Khuza’ah melaporkan perihal serangan ini kepada Rasulullah SAW, dan bercerita bahwa salah satu di antara mereka telah terbunuh.

Hal inilah yang membuat Rasulullah geram, sehingga memutuskan untuk menyerang balik Kota Mekkah. Kaum Quraisy mengetahui rencana Rasulullah SAW tersebut, maka dikirimlah Abu Sufyan untuk melakukan diplomasi. Namun pihak rasulullah tidak menerima permohonan diplomasi tersebut, meski Abu Sufyan sudah memelas.

Dengan adanya penghianatan ini, maka Rasulullah SAW memerintahkan para sahabat untuk bersiap-siap menyerang Makkah. Bahkan Rasulullah berdoa agar kaum Quraisy tidak mendengar kabar serangan tersebut hingga tiba waktunya.

Peristiwa Penyerangan Kaum Muslimin Ke Kota Mekkah

Tahun 8 Hijriyah, tepatnya di bulan Ramadhan. Nabi Muhammad SAW memerintahkan umatNya untuk tidak berpuasa dan memasuki kota Mekkah. Beliau membawa 10 ribu orang dengan strategi perang yang matang dan terencana.

Rasulullah SAW membagi pasukan menjadi kelompok-kelompok kecil agar lebih efektif dalam melakukan penyergapan. Kelompok pimpinan Khalid bin Walid masuk ke kota Mekkah dari sebelah kiri. Kelompok Abu Ubaidillah masuk ke kota Mekkah dengan berjalan kaki. Sedangkan pasukan kelompok Rasulullah SAW masuk bersama kaum Anshar dan Muhajirin.

Abu Sufyan tidak pernah menyangka pasukan Nabi Muhammad SAW sebanyak ini dan menggunakan taktik yang tepat. Pasukan Rasulullah berkumpul di bukit Safa. kemudian setelah kondisi terkendali, Nabi Muhammad SAW beserta pasukannya mulai turun untuk mendekati Hajar Aswad. Kemudian, Beliau melanjutkan melakukan tawaf yang telah dikelilingi 360 berhala.

Kemudian, Rasulullah mulai menghancurkan berhala dengan sebuah tongkat. Beliau selanjutnya melakukan sholat dua rakaat dalam Ka’bah. Rasulullah SAW juga berceramah tentang keEsaan Allah di depan Ka’bah.

Kaum Quraisy yang melihat hal tersebut merasa takut akan diusir oleh Rasulullah SAW. Alih-alih mengusir kaum Quraisy, Rasulullah SAW justru memaafkan kesalahan mereka. Bahkan Rasulullah SAW memerintahkan kepada pemimpin pasukan agar berteriak “Al Yaum yaumul marhamah” yang berarti hari ini adalah hari kasih sayang.

Di sinilah terjadilah revolusi Fathu Makkah tanpa pertumpahan darah. Bahkan, tidak sedikit pengikut Kaum Quraisy yang kemudian memeluk Islam dari peristiwa ini.

Hikmah Peristiwa Fathu Makkah

Ada beberapa hikmah yang bisa diambil dari peristiwa Fathu Makkah, antara lain:

Berdakwah Dengan Kelembutan

Ada satu hal yang bisa Anda teladani dari sikap Rasulullah saat menyerang Kaum Quraisy, yaitu berdakwah dalam kelembutan. Semangat Rasulullah untuk menegakkan Islam tidak dengan kekerasan, justru memaafkan orang-orang yang bertaubat dan menjadi umat Allah SWT. Rasulullah meyakini bahwa kekerasan akan membuat sebuah perkara tidak menjadi indah.

Peristiwa Fathu Makkah menjadi bukti bahwa dalam Islam tujuan utama berperang bukanlah untuk menghancurkan, melainkan agar tercipta kedamaian. Peristiwa Fathu Makkah diabadikan dalam surat Al Fath ayat 1-3.

Musyawarah, Bukan Main Hakim Sendiri

Selain kelembutan, peristiwa Fathu Makkah juga mengajarkan pentingnya bermusyawarah di antara dua pihak yang saling bermasalah. Musyawarah menjadi langkah untuk mencari solusi secara bersama-sama, bukan main hakim sendiri.

Menanamkan Sikap Lapang Dada

Salah satu sikap yang paling dibutuhkan oleh manusia adalah berlapang dada dan saling memaafkan. Bersikap lapang dada dan memaafkan musuh dapat membuat seseorang menjadi tangguh, dan sabar.

Memaafkan seseorang dengan lapan dada, padahal dapat membalas itu tidak mudah. Oleh karena itu, Allah menjanjikan derajat yang tinggi jika mampu menjadi seorang pemaaf dan lapang dada.

Bertawakal

Peristiwa Fathu Makkah juga memerintahkan umatNya untuk selalu bertawakal dan memasrahkan semua keinginan hanya kepada Allah SWT.

Hidup Butuh Strategi

Hikmah Fathu Makkah yang lain adalah hidup membutuhkan sebuah strategi. Segala sesuatu yang terencana akan berjalan sesuai ekspektasi dan terarah. Jika tidak mempunyai strategi, Anda akan sangat panik jika kenyataan tak berjalan sesuai dengan kenyataan.

Akhir Kata

Itulah sejarah cikal bakal perkembangan Islam di Kota Mekkah. Dengan adanya Fathu Makkah ini, berhala-berhala yang ada pun dihancurkan, dan Bilal bin Rabah juga pertama kali mengumandangkan adzan di Mekkah. Peristiwa ini menjadi kemenangan yang nyata bagi kaum Muslimin tanpa pertumpahan darah. Semoga kisah di atas dapat menjadi teladan Anda dalam kehidupan sehari-hari.

Redaksidakwah

Pintu Dakwah Dan Berita Islam

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *