Sejarah Perjalanan Haji Di Indonesia Dari Masa Ke Masa

Di Indonesia, calon Jamaah haji mengalami peningkatan setiap tahunnya. Tentu saja bukan hal aneh, mengingat Indonesia merupakan negara dengan umat muslim yang terbanyak di dunia. Lalu, bagaimana sejarah perjalanan haji di Indonesia dari masa ke masa? Simak ulasan lengkapnya berikut ini.

Sekilas Sejarah Perjalanan Haji Di Indonesia

Sebelum mengulas sejarah perjalanan haji, ada baiknya Anda memahami makna haji terlebih dahulu. Ibadah haji merupakan rukun Islam yang ke lima, hukumnya wajib dilaksanakan untuk yang mampu. Mampu di sini bukan hanya secara harta, tetapi juga fisik dan waktu.
Menurut bahasa, istilah Haji mempunyai makna mengunjungi suatu tempat. Sedangkan dalam Islam, Haji berarti mengunjungi Ka’bah dalam waktu tertentu dengan tujuan untuk menegakkan tauhid serta kepatuhan terhadap Allah SWT.

Ibadah haji sendiri sudah ada sejak zaman Nabi Ibrahim. Waktu itu, ibadah haji sebelum islam dilakukan untuk mengakui Allah sebagai Tuhan seluruh makhluk. Namun, seiring dengan perjalanannya, ibadah haji menjadi ternoda.
Sebelum Islam datang, ibadah haji yang dilakukan oleh Kaum Quraisy berubah menjadi ritual bodoh. Umat yang datang ke baitullah tidak lagi mengakui Allah sebagai Tuhan, justru melakukan kemusyrikan. Kaum Quraisy mulai menyembah Ka’bah dan menyekutukan Allah.

Namun, setelah Nabi Muhammad datang sebagai utusanNya, ibadah haji mulai kembali kepada syariatnya. Beberapa ritual yang sesat hilang. Nabi Muhammad melakukan ibadah haji untuk pertama kalinya pada 9 Hijriyah. Sejak saat itulah umat muslim mulai datang ke baitullah.

Seiring perkembangannya, pemerintah Arab mulai memfasilitasi dan mengorganisir jamaah haji dari negara lain.

Sejarah Pelaksanaan Haji Di Indonesia Dari Masa Ke Masa

Perjalanan haji di Nusantara tidak diketahui secara pasti kapan tepatnya dan siapa yang pertama kali melakukannya. Untuk lebih memahami kisahnya, berikut sejarah pelaksanaan haji di Indonesia, dari zaman pra kolonial hingga sekarang.

Pra Kolonial

Dalam catatan sejarah, umat Islam nusantara mendarat di Mekkah pada abad ke-12. Perjalanan dari Indonesia ke Arab Saudi pada zaman dulu menggunakan transportasi laut. Tidak heran jika membutuhkan waktu hingga berbulan-bulan.

Menurut Schrieke seorang Indolog, sejak awal abad ke-12 sudah banyak orang Melayu Indonesia yang terlihat di sekitar Barat Laut India. Bahkan pada tahun 1440 M, banyak orang Nusantara yang berada di Hormuz, selat pemisah Iran dan Uni Emirat Arab.

Akan tetapi, perjalanan tersebut bukan bertujuan melaksanakan ibadah haji, melainkan untuk berdagang.

Sejumlah manuskrip lama menunjukkan bahwa pelaksanaan ibadah haji di Indonesia ada sejak abad ke-15. Salah satu cerita lama yang tersohor di Melayu adalah Hikayat Hang Tuah.

Masa Kolonial

Abad ke-16, pelaksanaan ibadah haji di Indonesia benar-benar terjadi. Pada masa kolonial ini Islam juga sudah mulai masuk. Pada masa itu, banyak ulama Nusantara yang mulai berlayar ke arah Asia Barat. Keterangan perihal naik haji di Indonesia mulai terkuak seiring adanya perubahan geopolitik yang terdapat di Samudera Hindia.

Banyak pedagang yang berlayar ke Asia Barat, dan menyambangi Mekkah. Mereka tak hanya berdagang tetapi juga berguru kepada ulama besar di Mekkah. Namun, pada saat bersamaan bangsa Portugis mulai melakukan perjalanan ke Nusantara melalui Samudera Hindia.

Portugis yang mempunyai tujuan untuk menghancurkan Islam dan membawa pengaruh Kristen mulai menghadang kapal-kapal besar yang menuju ke Mekkah. Akan tetapi, upaya Portugis membangun kerajaan Kristen ini ternyata tak berhasil. Pada tahun 1565 dan 1566, atas kuasa Allah SWT, 5 kapal besar dari Aceh tetap berhasil sampai di Jeddah.

Pada abad ke-17, dalam sebuah buku Berhaji di Masa Kolonial, dijelaskan bahwa jamaah haji menumpang di kapal-kapal orang Arab dan India. Kapal-kapal tersebut berlabuh di Penang atau Singapura.

Kemudian dari tempat tersebut, ada kapal khusus yang membawa ke Mekkah. Perjalanan para jamaah haji ke Mekkah secara keseluruhan memakan waktu antara tiga atau empat tahun. Pada dasarnya, dari Asia Tenggara ke Arab Saudi hanya 6 bulan saja. Namun, jamaah haji banyak yang tinggal sementara di embarkasi untuk menambah bekal dan uang. Beberapa jamaah haji menjadi buruh perkebunan di Penang dan melakukan hal lainnya.

Masa Dominasi Belanda

Setelah Belanda semakin mendominasi, keberangkatan calon jamaah haji menjadi lebih sulit. Ada beberapa kebijakan terkait dengan pelaksanaan ibadah haji di masa penjajahan Belanda. Berikut beberapa syarat naik haji yang harus jamaah haji penuhi, antara lain:

Tahun 1825, kebijakan yang pertama adalah “Resolusi Haji”, tentang kuota jamaah haji yang hanya 200 orang. Selain itu, jamaah haji yang akan berangkat harus mempunyai paspor seharga 110 gulden.

Tahun 1859, pemerintah Belanda merombak kebijakan tentang haji. Siapapun yang hendak melakukan perjalanan haji harus melapor diri kepada Bupati serta menunjukkan kepemilikan uang yang cukup.

Begitu juga pada saat pulang dari baitullah, jamaah haji harus melaporkan diri kepada kembali. Apabila tidak melakukan syarat tersebut, maka akan dikenakan denda mulai 25-100 gulden. Di masa inilah terjadi penyematan gelar haji.

Tahun 1912, KH. Ahmad Dahlan membentuk “Bagian Pelopor Haji” yang menjadi cikal dari Direktorat Haji. Usaha KH.

Pasca Indonesia Merdeka

Ini Dia Sejarah Perjalanan Haji Di Indonesia Dari Masa Ke Masa
Pasca Indonesia Merdeka

Setelah Indonesia merdeka, aturan tentang pelaksanaan ibadah haji sudah mulai jelas. Terbukti, pada tahun 1950-1962, pemerintah dan Yayasan Perjalanan Haji Indonesia mulai melakukan perjalanan haji bersama-sama. Tahun 1962-1964, pemerintah Indonesia membentuk Panitia Perbaikan Perjalanan Haji (P3H).

Seiring waktu, terbentuklah Departemen Agama dan melakukan beberapa pembenahan sistem penyelenggaran haji. Tidak ada lagi jamaah haji yang menggunakan kapal laut, dan menetapkan pesawat sebagai alat angkut pemberangkatan satu-satunya.

Pada 1999, kuota haji pun terbagi menjadi dua, jalur reguler dan khusus. Lantaran jumlah jamaah haji terus mengalami peningkatan secara signifikan.

Akhir Kata

Demikianlah sejarah perjalanan haji di Indonesia dari masa ke masa, yang terjadi beberapa kali dekontruksi peristiwa. Semoga informasi di atas bermanfaat dan menambah pengetahuan sejarah Anda tentang Islam.

Redaksidakwah

Pintu Dakwah Dan Berita Islam

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *