Wajib Tahu, Belajar 8 Adab Buang Air di Kamar Mandi Sesuai Sunnah

8 Adab buang air sesuai sunnah, antara lain: 1. Berdoa saat masuk kamar mandi, 2. Menanggalkan segala sesuatu yang terdapat lafadz Allah, dan lainnya

Di antara bukti bahwa Islam mencintai dan perhatian terhadap kebersihan dan kesucian adalah Allah mengharuskan umatNya untuk selalu membersihkan diri. Hal inilah yang menjadi pembeda manusia dengan makhluk lainnya. Agar tidak terjadi kesalahan, perhatikan beberapa etika atau adab buang air yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW.

Etika Adab Buang Air Di Kamar Mandi Sesuai Sunnah

Bukan hanya membaca doa, berikut sederet adab di dalam kamar mandi dalam Islam sesuai sunnah Rasulullah SAW, antara lain :

Membaca Doa Sebelum Masuk Dan Keluar Kamar Mandi

Kamar mandi adalah salah tempat yang kotor, dan menjadi tempat tinggal iblis. Oleh karena itulah, sebelum masuk dan hendak keluar dari dalam kamar mandi, seorang muslim harus membaca doa. Tujuannya, agar terhindar dari godaan setan baik laki-laki maupun perempuan.

Adapun bacaan doa masuk kamar mandi adalah sebagai berikut, “Allahumma innii a’udzubika minal khubutsi wal khibaaitsi”. Doa tersebut hendaknya dibaca di depan pintu kamar mandi atau sebelum masuk.

Selanjutnya, demi terlindung dari godaan setan, maka kita juga harus mengucapkan doa keluar kamar mandi. “Alhamdulillahilladzi azhaba ‘annil adzaa wa’afini”.

Mendahulukan Kaki Kiri

Pada saat memasuki kamar mandi, sebaiknya dimulai dengan kaki kiri. Sebab, kamar mandi adalah area yang kotor. Hal ini sesuai dengan hadist Rasulullah SAW, “Rasulullah SAW mendahulukan yang kanan ketika memakai sandal, menyisir rambut, ketika bersuci dan dalam perkara yang baik-baik” (HR. Bukhari Muslim).

Sebaliknya, adab keluar kamar mandi hendaknya mendahulukan kaki kanan. Karena kaki kanan adalah simbol dari kebaikan.

Menanggalkan Benda Yang Terdapat Asma Allah

Kamar mandi merupakan tempat yang tidak layak untuk memuliakan nama Allah. Sebuah hadist shahih membenarkan jika Rasulullah SAW setiap kali memasuki WC selalu menanggalkan cincinya. Di mana cincin tersebut terdapat ukiran yang bertuliskan “Muhammad Rasulullah”.

Hadist tersebut menjadi petunjuk agar mensucikan apapun yang terdapat asma Allah, baik buku, cincin maupun mushaf ke dalam WC. Bahkan menjawab salam dari dalam kamar mandi saja tidak boleh.

Akan tetapi, jika dalam kondisi darurat dan khawatir jika benda-benda tersebut hilang saat berada di luar, maka diperbolehkan membawanya masuk. Asalkan, meletakkannya dalam tas atau kantong yang tertutup rapat.

Larangan Berbicara Saat Buang Hajat

Secara mutlak umat Islam tidak diperbolehkan berbicara dari dalam kamar mandi. Sebab, perbuatan ini termasuk hal buruk dan paling Allah benci.

Rasulullah memerintahkan untuk diam ketika berada di dalam kamar mandi, bahkan jika ada yang memberi salam juga sebaiknya diam saja.

Berikut hadits dari Abu Said yang mengatakan bahwa “Aku pernah mendengar Rasulullah bersabda : Janganlah dua orang yang pergi untuk buang air besar dengan aurat terbuka sembari berbincang-bincang. Sesungguhnya Allah memurkai orang yang berbuat demikian itu. “ (HR. Ahmad Abu Dawud dan Ibnu Majah)

Anjuran Tidak Menghadap atau Membelakangi Kiblat

Sebagai seorang muslim, dilarang menghadap kiblat atau membelakanginya pada saat buang air besar. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan penghormatan kepada kiblat. Oleh karena itu, sebaiknya menghadap ke timur atau barat.

Namun, mazhab syafi’i berkata bahwa buang air kecil menghadap kiblat hanya haram jika berada di tanah lapang. Namun boleh hukumnya jika berada dalam bangunan. Kendati demikian, yang terbaik adalah tetap memperhatikan arah kiblat pada saat membuat bangunan.

Sunnah Buang Air Dengan Jongkok atau Duduk

Sunnah di kamar mandi yang perlu kita ikuti adalah jongkok saat buang air. Buang air dengan jongkok ternyata memberikan banyak manfaat bagi kesehatan. Seperti terhindar dari penyakit prostat dan ejakulasi dini. Selain itu, buang air dengan berjongkok juga jauh lebih efektif dan memudahkan pada saat beristinja’.

Anjuran Menggunakan Tangan Kiri

Beristinja’ atau membersihkan kemaluan setelah buang air bertujuan untuk menghilangkan najis yang terdapat padanya. Oleh karena itu, sebaiknya menggunakan air yang suci atau batu. Pada saat membersihkan kemaluan, sebaiknya menggunakan tangan kiri. Rasulullah SAW pernah bersabda bahwa, “Jika salah seorang di antara kalian minum, janganlah ia bernafas di dalam bejana. Jika ia buang hajat, janganlah ia memegang kemaluan dengan tangan kanannya. Jangan pula beristinja dengan tangan kanannya. “(HR Bukhari)

Selanjutnya setelah selesai sebaiknya mencuci dengan sabun untuk menghilangkan bau kotorannya. Apabila tidak terdapat sabun, sebaiknya menyela tangannya dengan tanah.

Larangan Berlama-lama Di Kamar Mandi

larangan di kamar mandi menurut Islam yang lain adalah berlama-lama di dalam kamar mandi. Selain kamar mandi tempat yang kotor, di area tersebut juga menjadi lokasi iblis bersembunyi. Sehingga jika berlama-lama berada di dalam kamar mandi maka berpotensi mendapat gangguan jin atau setan. Oleh karena itulah, sebaiknya tidak membawa HP atau buku ke dalam kamar mandi.

Cara Bersuci Dari Air Besar Yang Benar

Bersuci dari air besar adalah perihal yang wajib kita lakukan. Berikut adalah cara beristinja yang benar,

  • Pertama-tama, bersihkan tempat keluar najis dengan dua lembar tisu toilet, dengan tiga usapan.
  • Selanjutnya, bersihkan menggunakan air, sebaiknya gunakan gayung dan menyiram dengan perlahan, agar tidak terciprat.
  • Basuh tempat keluar kotoran menggunakan dengan tangan kiri dari arah belakang hingga ke depan.

Akhir Kata

Demikianlah pembahasan tentang adab buang air di kamar mandi yang sesuai dengan sunnah Rasul dan syariat Islam. Jadi, mulai sekarang perhatikan larangan dan anjuran di atas agar mendapat hidup yang berkah dan jauh dari gangguan.

Redaksidakwah

Pintu Dakwah Dan Berita Islam

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *